Rabu, 21 Maret 2018

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU TAHUN 2018 / 2019


THE STUDENTS CREATION EXPO KE-1

Sebagai ajang kreatifitas para siswanya dan untuk  menunjukan talenta-talenta nya siswa-siswi MTsN 10 Boyolali event kegiatan besar "The Students Creation Expo" yang pertama kali dilaksanakan di halaman MTsN 10 Boyolali di Temon.
Dalam aca
ra ini dihadiri sekitar 700 orang pengunjung yang sangat antusias melihat berbagai hasil karya siswa, pentas seni dan beladiri, serta senam semaphore, serta juga ada demo robotica yang nanti akan menjadi program keterampilan kelas robotica di MTsN 10. Para pengunjung juga bisa mencicipi jajanan sehat dalam market day yang di jajakan setiap kelas sambil melihat pertunjukan yang di tampilkan para siswa.
Di acara ini juga dilaksanakan Try out ujian SD/MI yang diikuti sekitar 200 peserta. Setelah para peserta try out selesai mengerjakan soal try out para peserta try out langsung menyerbu market day untuk membeli aneka jajanan sehat sambil melihat pentas yang disajikan para siswa-siswi MTsN 10 Boyolali.
Di tengah-tengah acara kepala MTsN 10 (Muhsin) dalam sambutannya menyampaikan kegiatan semacam ini mudah-mudahan menjadi agenda rutin tahunan, harapannya tahun depan lebih meriah lagi, dan menyampaikan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menstimulus kreatifitas para siswa. 
(lihat Youtube Video Expo)

Kamis, 15 Maret 2018

Pembelajaran Kontekstual Berbasis Alam

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), refleksi (reflection) dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).”
Jadi, pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang mengaitkan antara materi pelajaran dengan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dituntut menemukan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki. Dengan demikian, siswa akan lebih memahami dan lebih memaknai pengetahuannya itu. hal inilah yang dilakukan segenap pendidik MTsN 10 Boyolali ke para peserta didik sebanyak 80 siswa pada tanggal 14 Maret 2018  di Pabrik Teh Rumpun Sari Kemuning, Candi Sukuh dan Air Terjun Jumog di wilayah Karanganyar.
Dalam kegiatan ini harapannya para siswa langsung dapat mempelajari bagaimana proses membuat, juga mempelajari sejar budaya bangsa di candhi sukuh, dan mengamati keindahan alam air terjun jumog.

Selasa, 13 Maret 2018

SEJARAH BERDIRINYA MTsN 10 BOYOLALI


1.      Lingkungan masyarakat yang mayoritas beragama Islam
2.      Pendidikan  para remaja dan para pemuda relatif rendah
3.      Menyuadarai kurangnya  pengetahuan Agama  Islam
4.      Telah memiliki sumber  murid   terutama  tamatan   MWB   Muhammadiyah
Sendanglo          
5.      Pendidikan karakter kebanyakan kurang mampu
6.      Sekolah lanjutan masih sangat  langka, terutama  berada  dikota  yang   tidak
mungkin bisa di  jangkau  pada waktu itu
7.      Telah memiliki tenaga pendidik, terutama para pemuda yang berpendidikan Serta mau dan mampu melaksanakan  pengabdian  pada  dunia pendidikan.
8.      Yayasan muhammadiyah menaruh kepedulian dan  sanggup  menopang berkembangnya sebuah Madrasah yang sedang digagas pada waktu  itu

B.       PROSES BERDIRI DAN PERTUMBUHAN MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH SENDANGLO TEMON

1.      Langkah yang ditempuh
Setelah timbul gagasan dari para  Pemuda  Pelajjar  Islam  waktu itu ide tersebut dicetuskan sesama pemuda, antara lain :
1.      Sdr Sabtono,                             Randu Temon
2.      Sdr Lahuri  BA ( Alm )            Sendanglo, Temon
3.      Sdr Budi, BA                           Sendanglo, Temon
4.      Sdr Andi Sutarsan,                   Sendanglo, Temon
5.      Sdr Slamet  Z.M                       Randu, Temon

Kemudian  sepakat  mengadakan  musyawarah  dengan  tokoh-tokoh  umat  Islam   serta pengurus Ranting Muhammadiyah Desa Temon pada waktuitu, yaitu :
1.      Bpk G Syamsudi               Ketua                                     Sendanglo, Temon
2.      Bpk Sabtono BA               Sekretaris                               Randu Temon
3.      Bp H Nurhadi                    Bendahara                             Sendanglo, Temon
4.      Bp Tarto Suwarno             Anggota                                 Mojosari Keyongan
5.      Bp Muhdi                          Anggota/Sesepuh                  Sendanglo, Temon
Hasil  musyawarah  memutuskan  sepakat  mendirikan  wadah    pendidikan   lanjutan,     yakni   Madrasah Tsanawiyah  yang  bernama  Madrasah  Tsanawiyah  Agama  Islam  Muhammadiyah  yang  di singkat   MTsAIM  Sendanglo, Temon

2.      Berdirinya Madrasah
Sesuai dengan tahun ajaran pada waktu itu, pendaftaran siswa baru dimulai  pada awal  bulan Januari  l969 sedangkan secara resmi, sesuai dengan  Surat Keputusan, berdirinya  MTsAIM Sendanglo adalah tanggal  : 5 Februari 1969

3.      Lokasi Tempat Belajar
Dengan modal tekat dan ketulusan, meskipun belaum punya  tempat  belajar    sendiri,  semua dapat berjalan, setelah dibuka pendaftaran  ternyata hanya   mendapat 18 anak   putra  dan       putri.

4.      Waktu Belajar
Menyadari belum punya tempat belajar sendiri, maka Madrasah masuk sore,  setelah  murid-murid  MWB pulang, Waktu belajar berkisar antara jam 13.00 -  17.30  WIB Pada tahun Ajaran 1971, ada Intruksi dari Pemerintah, dalam  halk ini  Departemen  Agama,  agar semua Madrasah masuk pagi bila ingin mendapatkan bantuan tenaga Idukatif (Guru Negeri).      Sedang Madrasah yang masuk sore tidak akan dibantu tenaga Idukatif  dan ber status Madrasah Diniyah.
Namun karna kesulitan mendapatkan Lokasi belajar, maka sementara waktu Madrasah tetap saja masuk sore.  Akhirnya  melalui  rapat  kordinasi  antara  pengurus  dan  dewan   gurun   dicapai    sesuatu kesepakatan, yaitu mulai tahun ajaran 1972 Madrasah dimasukkan pagi, menumpang dirumah seseorang pengurus Bapak  G. Syamsudi.
Perlu diketahui bahwa sejak berdirinya hingga  akhir  tahun  ajaran 197  1siswa  tidak   di   pungut bayaran kecuali sekedar untuk membeli kapur tulis dan Administrasi  pendidikan selama tiga tahun  guru mengajar tanpa mendapatkan honorarium/Insentif.

5.      Perkembangan selanjutnya
Berhubung Madrasa seolah-olash tidak memiliki  seorang  kepala, maka  prestasi   yang     dicapai masih sangat kurang memuaskan.
Akan tetapi,  bagaimanapun  wujudnya  pengurus   tetap   bertekat   untuk      bertahan      untuk sementara kepala Madrasah dipegang oleh Bpk Muhammad Ridwan dari Blimbing Temon  hingga  tahun 1975, setelah ditinggalkan oleh Bpk Saptono, BA  karna beliau pindah  tugas   ke SMA      Muhammadiyah Gubug Kabupaten  Grobokan   pad saat itu,  penulis buku ini  masih  r status  Guru  Bantu,   karena  tugas pokoknya masih sebagai pejabat Kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah  Sendanglo  sejak     tahun 1970.
Pada tahun 1976 penulis diusulkan  melalui penilik  sekolah   yang  pada  waktu  itu  dijabat oleh bapak Usman  ( Alm )  dari  desa   Cangkringan   Banyudono,  untuk  dimutasikan ke   MTsAIM  Sendanglo Temon  karena pengurus masih membutuhkan tenaganya.
Melalui beberapa  pertimbangan,  khirnya  usulan   tersebut  dikabulkan,   tetapi    dengan     catatan, untuk sementara  agar dirangkap. Sebab pada waktu  itu  menjelang  HUT   Proklamasi  Kemerdekaan  RI yang ke 31 dan kebetulan MIM Sendanglo sedang mengikuti lomba  Madrasah Tingkat  Kabupaten  mewakili  kecamatan Simo. Alhamdulillah  setelah diselekasi, ternyata MIM Sendanglo   endapat  urutan tingkat Kabupaten Boyolali  dibawah  MIM  Kateguhan  sawi,  yang  menempati  urutan  pertama , sebab mempunyai kelebihan dibidang perikanan.
Dengan telah selesainya lomba tersebut, penulis untuk ditugasi secara penuh di MTsAIM Sendanglo, sementera waktu, tugas kepala Madrasah  dibagi dua  :
a.         Ke dalam dijabat oleh saudara  N.Pujianto, BA dari Banjarsari Temon
b.        Sedang tugas-tugas keluar dipercayakan  kepada penulis

Alhamdulillah, berkat jalinan kerja sama yang baik dengan induknya,  yakni  MTs    Negeri   Nogosari, maka hasil ujian semakin meningkat  dan  sangat    menggembirakan,  dari   tahun   ke   tahun   (1976-1981) Madrasah   semakin   mendapatkan  simpati  dari   masyarakat   sekita,   terutama    dari    MIM   Congol, Bendungan, Simo dan MIM Kepoh Sambi, yang menjadi sumber pemasukan murid paling utama.
Dengan semakin  bertambahnya  jumlah  murid, mulai dirasakan  adanya  suatu  kendala     didalam pengelolaan madrasah yang antara lain :
a.         Tenaga   guru mulai berkurang dan silih  bergant i karena , mulai tahun  1978    banyak    yang    
b.        Di tugaskan Keluar daerah terutama kekabupaten Blora Kabupaten Pati.
c.         Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai
d.        Belum  memiliki  tempat  untuk   belajar   sendiri    karena    sampai    saat  itu    masih    tetap menumpang di rumah bapak samsudi

Melalui Rapat Kordinasi dengan pihak-pihak  yang  terkait,kepala Madrasa mengusulkan,   Bila madrasah menjadi besar  satu – satunya  jalan adalah harus mandiri, usul diterima, akan tetapi sama  sekali  belum  mempunyai   modal untuk  itu.
Atas kesadaran dan keikhlasan  Bpk Syamsudi, beliau mewakafkan sebuah    rumahnya      secara tulus untuk digunakan sebagai kegiatan belajar mengajar, tetapi   muncul  kendala yang lain,       rumah tersebut akan dipindahkan, tetapi belum mempunyai tanah/kebun.
Berkat kegigihan dan keuletan usaha dari para pengurus, akhirnya berhasil didapatkan sebidang tanah wakaf  seluas 735 m2 dan telah  bersertifikat. Adapun wakif  pertama ini adalah adalah  Bapak   Ahmad sanuri  dari sendanglo.
Alhamdulillah, pada tahun 1981    madrasah   mulai   merinti s   pembangunan  sebuah gedung    yang terdiri    dari 3  lokal   dengan  ukuran  6 x 7 m.  Biaya  pembangunan  seluruhnya  swadaya   murni. Ini    terjadi berkat kerjasama yang baik antara pengurus dengan   masyarakat. Terutam a yang   sangat berperan   dan berpengaruh adalah Beliau Bpaka Muhdi  selaku   tokoh  dan   sesepuh   umat   islam Desa   Temon    pada  umumnya,  dan  bagi   masyarakat   sendanglo pada   khususnya.
Tahun ajaran  1981/1982, Madrasah   mulai  mene mpati  lokasi yang  baru   meskipun Fisik gedung belum sempurna 100 % dan masyarakat mulai menaruh kepercayaan,  karna   MTs Sendanglo telah  dapat dilihat dengan nyata  tahun ajaran 1983/1984  merupakan momen   bagi MTsM Sendanglo, karena   mulai saat itu  terbit  peraturan  baru  dari  menteri  Agama   tentang mulai dibukanya kelas jauh atau  Madrasah Tsanawiyah Negeri Filial.
Kesempatan ini tidak   disia-siakan  oleh   kepala   madrasah,  yang   nota  bene   adalah penulis  sendiri untuk   merubah   status   Madrasah    dari   swasta   murni   menjadi   Madrasah   Tsanawiyah  Negeri Filial, hal ini didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut :
a.       Untuk menjaga eksistensi madrasah menapak ke masa depan
b.      Untuk mendapatkan simpati yang lebih luas dari  masyarakat
c.       Untuk meraih animo murid  Yang semakin meningkat
d.      Untuk meningkatkan prestasi secara menyeluruhkarena  mendapat pembinaan  langsung dari   MTsN Nogosari. Boyolali.
e.       Harapan puncak adalah menjadi Madrasah   Tsanawiyah   Negeri   mandiri   dikelak   dikemudian   hari.
Ternyata perhitungan kepala Madrasah tidak meleset. Dengan predikat  Negeri, meskipun masih  Filial, ternyata berpengaruh besar terhadap masyarakat luas.Melalui tahun berikutnya, MTsN Nogosari Filial di Sendanglo mulai memiliki kelas pararel, Sebagian kelas dititipkan di rumah penduduk. kenyataan ini Bapak Sengari tergugah untuk mewakafkan   sebagian tanah    kebunnya,  Sebagai wakif  yang kedua setelah bapak Ahmad Sanuri, beliau mewakafkan   tanahnya   seluas   480 m2 Sebagai ajang ajang pendidikan bagi MTsN Filial  Sendanglo
Pada tahun  1985 dibawah koordinasi pengurus BP3  yang diketahui  oleh   Bapak       Syamsud, Murid bersama masyarakat berhasil  membangun gedung   barudiatas   tanah   wakaf    Bapak     Sengari Tersebut diatas, gedung ke dua ini terdiri dari 3 lokal  ukuran 7x6 m,  sehingga  tahun  ajaran  1985/1986  MTsN Filial  Sendanglo mempunyai siswa 6 kelas,  yang kelas I,II dan III  seluruhnya pararel.
Dengan penuh ke Ikhlasan, Kepala Madarasah selalu berusaha untuk meningkatkan    prestasi madrasah dengan kegiatan-kegiatan antara lain sebagai berikut :
a.         Selalu mengikuti yang diselenggarakan oleh Departemen   Pendidikan   dan   Kebudayaan,    terutama lomba bersama MTs dan SMP di tingkat kecamatan Simo yang  seluruhnya  ada 13  sekolah  tingkat   SLP pada tahun  80 an MTs Filial Sendanglo. Pernah menjuarai lomba tata upacara  bendera    (TUB)   tingkat kecamatan simo  2 tahun berturut-turut, sedangkan dibidang olahraga, berkali-kali menmjuarai     lomba Bola VOLLy  tingkat SLTP sekecamatan
b.        Menyelenggarakan pesantren Romadhon tiap bulan Romadhon
c.         Menambah jam pelajaran (Les) baik pagi maupun sore hari
d.        Kegiatan Ektra Kurikuler setiap hari jum’at sore jam 14.00-16.00 wib yang terbagi sbb.
1)     Kelas I. Pendidikan Kepramukaan
2)     Kelas II. Tartil membaca Al Qur’an
3)     Kelas III, Penambahan jam pelajaran untuk menghadapi EBTANAS
Tersebut diatas dijadwal secara bergantian
e.       Senam pagi Massal setiap jum’at pagi
f.       Latihan khitobah sebulan sekali setiap minggu  terakhir
g.      Pembinaan  Klup volly balllatihan seminggu sekali sore hari
h.      Tiap  dua  tahun  sekali mengadakan kemah bersama anggota KKM MTsN  Nogosari yang     tempatnya berpindah pindah secara bergiliran dalam hal ini Gudep  MTsN  Filial   Sendanglo   tdk   pernah    absen mengikutinya.
i.        Tiap   dua   tahun    berselang    Gudep   MTsN    Sendanglo    mengadakan    kemah     sendiri     keluar Pangkalan   dengan   maksud   untuk   latihan   mandiri   serta   menunjukkan     kepada     masyarakat Luas   bahwa   pelajar   Madrasah   Tsanawiyah   juga   punya   kegiatan   serta  mampu       melaksanakan  hal yang sepadan dengan SLTP umumnya yang lain   ( sama   dengan   progranm      DEPDIKBUD )
j.        Upacara bendera seminggu sekali tiap hari senin pagi dengan petugas bergiliran tiap kelas       sedangtiap tanggal 17 dan hari-hari besar nasional petugas dipercayakan oleh pengurus Osis,
k.      Dalam rangka meraih   murid   yang   sebanyak-banyaknya,   disamping   menunjukkan   prestasi    seperti tersebut diatas secara aktif  kepala  Madrasah   melalui   khutbah jum’ah, khutbah  hari   raya maupun pengajian hari-hari besar   islam   dan   pengajian   malam di  masyarakat,  selalu   memasarkan keberadaan MadrasahTsanawiyah pada umumnya  dan MTsN Filial sendanglo pada khususnya,

Ternyata semua usaha yang ditempuh kepala madrasah beserta seluruh kerabat kerja sama yang yang baik  dengan BP 3 dan Masyarakat sekitar, membuahkan hasil yang sangat positif. Ini dapat dilihat terutama pada perkembangan jumlah siswa grafiknya terus merambat naik. Pada     tahun ajaran 1992/1993 kelas satu mulai pararel A B. C  (tiga kelas)  sementera itu sebagian kelas terpaksa dititipkan lagi dirumah penduduk.
Tahun tahun perikutnya, ternyata kelas satunya selalu mendapat tiga  kelas, dengan modal  wakaf Sebuah rumah dari bapak Muhdi, maka melalui rapat kordinasi BP3 sepakat  membangun  lagi    sebuah gedung yang baru.
Bertkat kerja keras dari semua pihak, maka pada tahun 1994 MTs Filial sendanglo berhasil membangun lagi sebuah gedung yang baru terdiri dari 3 lokal  dengan ukuran 3x8 m2   karena  terbentur  dana, Sampai saat ini  (1998) gedung ini belum dapat disempurnakan.
Mulai tahun Ajaran 1994/1995 MTsN Filial sendanglo  memiliki 9 kelas, siswa yang jumlahnya   sekitar  360-an, semuanya telah dapat ditampung, tidak ada yang numpang lagi, juga perlu menjadi catatan bahwa untuk menjadi  madrasah negeri mandiri, salah satu saratnya adalah memiliki tanah sendiri  dengan luas yang telah ditentukan.
Terbentur masalah pemilikan tanah, maka atas dasar pemikiran yang  mendalam  serta  jiwa    yang Taqwa kepada Allah  Bapak syamsudi mengadakan musyawarah keluarga dengan Bapak Slamet Zuhri Mustofa yang  intinya berniat   mewakafkan   sebidang   tanah    miliknya,    untuk    kepentingan  madrasah Tsanawiyah.
Al Hasil  dicapai  suatu   kesepakatan,   sehingga   bapak  syamsudi tampil sebagai wakif  yang ketiga setelah Bapak Ahmad Sanuri dan Bapak Sengari. Beliau mewakafkan tanahnya seluas 1.400 m2 yang masih satu komplek  dengan madrasah Tsanawiyah tersebut dan telah bersertifikat.
Pada tahun pelajaran 1995 Departemen Agama memberi peluang penegerian  Madrasah, sehingga kesempetan ini tidak disia-siakan  baik MIN Filial maupun MTsN Filial  Sendanglo secara bersama-sama mengajukan  syarat-syarat  penegerian ke Departemen Agama,  Walhasil :
a.       MIN Filial Sendanglo menjadi MIN Sendanglo mandiri pada tahun pelajaran 1996/1997
b.      MTsN Filial Sendanglo menjadi MTsN Temon pada tahun 1997  ( setahun kemudian ). (melalui KMA :    No. 107 tahun 1997 tertanggal  17 Maret 1997 )

C.      PERUBAHAN NAMA MTsN TEMON MENJADI MTsN 10 BOYOLALI
Dasar hukum dari perubahan nama MTsN Temon menjadi MTsN 10 Boyolali adalah KMA RI Nomor 671 Tahun 2016 Tentang Perubahan Nama Madrasah Negeri

D.      KONDISI SAAT INI
Dilihat sepintas,  seolah-olah  pertumbuhan dan perkembangan  MTsN Temon dari awalnya tidak mengalami hambatan, tetapi sebenarnya tidak demikian  hambatan yang dihadapi  cukup berat juga antara lain  :
1.      Dibidang Pengadaan 
Sejak awal berdirinya  : 5 Februari 1969 hingga dinegerikan  : 17 Maret 1997, madrasah Tsanaeiyah Sendanglo belum pernah mendapatkan dana bantuan dari manapun, semuanya diusahakan melalui swadaya murni  oleh pengurus BP3 / Komite sejak awal sampai saat ini selalu berkordinasi  dengan kepala Madrasah, dan juga melalui peran serta wali murid  maupun masyarakat sekitar. Istimewanya, baik kepala madrasah  maupun para guru dan karyawan bekerja dengan ikhlas  dilandasi dengan jiwa pengabdian yang tulus, tanpa ada imbalan  duniawi yang mewadai, semuanya berjalan dengan lancar  dalam iklim yang sejuk.
2.      Bidang Ketenagaan
Pada awalnya Hampir semua guru dan karyawan merupakan pegawai tidak tetap (PTT), sebab tenaga yang ber NIP (PNS) tidak pernah lebih dari 5 oran, bahkan menjelang penegerian hanya ada 4 orang.
Maka  tidak ayal lagi setiap saat, tenaga guru khusunya, mengalami pasang surut, silih berganti, Sehingga pada masa-masa transisi bisa membikin pusing kepala madrasah.
Tetapi saat ini kondisi ketenagaan sudah cukup banyak yaitu 33 orang tenaga pendidik dan kependidikan, meliputi :
NO
NAMA
TENAGA
STATUS
1
H. Muhsin, S.Ag, M.Pd
Kamad
PNS
2
Hj. Sri Mulyani, S.PdI
Guru
PNS
3
Sukamto, S.Ag
Guru
PNS
4
Muh. Annibras, S.Ag
Guru
PNS
5
Paryanto Subroto, S.Pd, M.Si
Guru
PNS
6
Agus Purnomo, S.Pd
Guru
PNS
7
Kusni Muharrom, S.Pd
Guru
PNS
8
Dwi Mardiyah S., SS
Guru
PNS
9
Wagiman, S.Ag
Guru
PNS
10
H. Sutarso, S.Ag
Guru
PNS
11
Parno, S.Pd
Guru
PNS
12
Gito Wardoyo, S.Pd
Guru
PNS
13
Wiwik Rahayuningsih, S.Pd
Guru
PNS
14
Endang Tuluswati, S.Pd
Guru
PNS
15
Sri Purwanti, S.Pd
Guru
PNS
16
Agus Muhaimin, SE
Guru
PNS
17
Tatik Kristanti, S.Pd
Guru
PNS
18
Sutrisno, S.PdI
Guru
PNS
19
Surata
Guru
GTT
20
Zainudin Apriyanto, S.PdI
Guru
GTT
21
Irawati Arlinda, S.Pd
Guru
GTT
22
Zuski Ridiantoro, S.Pd
Guru
GTT
23
Yayah Saeriyah, S.Pd
Guru
GTT
24
Irnawati, S.Pd
Guru
GTT
25
Yulianti, S.Pd
Guru
GTT
26
Nurul Masfufah, S.PdI
Guru
GTT
27
Lina Heni Susanti, S.Pd
Guru
GTT
28
Mat Karim, S.Pd
Guru
GTT
29
H. Badriyanto
KTU
PNS
30
Slamet
Staf TU
PNS
31
Zaenal, S.Ag
Staf TU
PNS
32
Lukman
Staf TU
PNS
33
Qodiran
Penjaga
PTT

3.      Bidang Sarana dan Prasarana
Pada awalnya semuanya dikembangkan dengan swadaya, maka bidang sarana dan prasarana, berkembangnya  sangat lamban, terutama masalah meubelair, lebih banyak kerusakan  dibanding dengan kemampuan penambahannya akan tetapi, ternyata prestasi yang dicapai tidak pernah ketinggalan dengan madrasah-madrasah yang lain.Tiga hal tersebut diatas hnya sebagian contoh saja, sedangkan permasalahan yang  lain    masi cukup banyak. Alhamdulilla sampai saat ini sudah memiliki Sarpra sebagai berikut :

NO
JENIS SARPRA
JUMLAH
1
Ruang Kelas
13
2
Perpustakaan
1
3
Laboratorium
1
4
Ruang Kepala
1`
5
Ruang TU
1
6
Ruang guru
1
7
Ruang BP
1
8
Ruang gudang
1
9
Mushola
1
10
Ruang Komputer
2
11
Ruang BK
1
12
Ruang keterampilan
1
13
Kamar mandi
4
14
Ruang UKS
1
15
Tempat parker
1
16
Lapangan Olahraga
1
17
Kantin
1

E.       KEPALA MADRASAH DARI MASA KE MASA
NO
NAMA
MASA JABATAN
1
H. Slamet Zuhri Musthofa
1969 – 1997
2
Drs. H. Tashir, M.Ag
2003 – 2007
3
Drs. Agus Sulistyanto, M.Pd
2008 – 2014
4
Drs. H. Nur Hasan, M.Pd
2014 – 2018
5
H. Muhsin, S.Ag, M.Pd
2018 s/d Sekarang